informasi pendidikan – Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), yang merupakan bagian dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), baru saja mengadakan episode ke-19 dari webinar SAPA GTK pada Kamis (28/3) yang lalu. SAPA GTK merupakan forum webinar yang dirancang untuk membahas berbagai isu terkini yang berkaitan dengan program-program utama dan pendukung yang diselenggarakan oleh Ditjen GTK.
Pada episode terbaru ini, pembahasan difokuskan pada topik “Peluang dan Dampak Nyata Program Beasiswa Nongelar Micro Credential Melalui Dana LPDP Ditjen GTK,” dan disiarkan langsung di kanal YouTube Ditjen GTK Kemdikbud RI. Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah narasumber terkemuka, antara lain Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nunuk Suryani; Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Santi Ambarrukmi; Guru Besar Pendidikan Bahasa Inggris di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Didin Nuruddin Hidayat; serta Penanggung Jawab Program Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Ditjen GTK, Nissa Afriliana.
Melalui program ini, Ditjen GTK memberikan kesempatan kepada para guru dan tenaga kependidikan di seluruh Indonesia untuk mengikuti beasiswa nongelar micro credential. Selain itu, mereka juga dapat memperoleh informasi terkait tata cara pendaftaran serta manfaat yang dapat diperoleh dari beasiswa micro credential ini. Para peserta juga mendapat kesempatan untuk mendengarkan pengalaman-pengalaman dari mereka yang telah menyelesaikan program beasiswa micro credential sebelumnya.
Bermitra dengan Kampus Terbaik
Santi Ambarrukmi dalam laporannya mengungkapkan bahwa program beasiswa nongelar ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) agar dapat memberikan layanan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan arah kebijakan Merdeka Belajar.
Program ini, yang bekerja sama dengan LPDP, telah berjalan sejak tahun 2021 dan telah diikuti oleh guru-guru mulai dari tingkat PAUD hingga SMA, termasuk SMK dan SLB. Sejumlah perguruan tinggi terkemuka telah menjadi mitra dalam program ini, di antaranya Monash University, Columbia University, Ohio State University, Harvard University, dan masih banyak lainnya.
“Saat menjalani program ini, para guru mendapatkan pelatihan jangka pendek dengan fokus pada materi-materi teknis dan spesifik yang sangat penting untuk mempercepat transformasi pendidikan sesuai dengan konsep Merdeka Belajar, seperti literasi dan numerasi,” ungkap Santi.
Direktur Jenderal GTK, Nunuk Suryani, menegaskan bahwa tujuan dari kerja sama ini adalah agar para guru dan tenaga kependidikan mendapatkan materi terbaik dari para ahli di bidangnya dengan standar internasional. Dengan demikian, para peserta akan mendapatkan pengalaman belajar dan mengajar yang dapat mereka terapkan dalam praktik di sekolah atau lembaga pendidikan masing-masing.
“Kami mengundang guru dan tenaga kependidikan di seluruh Indonesia untuk mengikuti program ini dan memiliki komitmen penuh dalam menyelesaikan program hingga akhir,” ungkap Nunuk.
Dirjen Nunuk juga menyampaikan terima kasih kepada LPDP atas kerja sama yang baik dengan Kemendikbudristek yang memungkinkan program beasiswa micro credential ini dapat terus berlanjut. “Kami juga mengucapkan apresiasi yang tinggi kepada perguruan tinggi yang telah mendukung program ini, baik dari dalam maupun luar negeri, baik yang baru bermitra dengan kami tahun ini maupun yang telah bekerja sama sebelumnya,” katanya.
Kiat untuk Guru dan Tenaga Kependidikan
SAPA GTK Episode 19 juga menampilkan Nissa Afriliana, yang bertindak sebagai Penanggung Jawab Program Beasiswa LPDP Ditjen GTK. Dalam penyampaiannya, Nissa menjelaskan tentang program tersebut serta manfaat yang bisa diperoleh dari beasiswa nongelar micro credential, informasi terkait perguruan tinggi penyelenggara, syarat peserta yang memenuhi kriteria untuk mengikuti program, serta alur keseluruhan program.
Menurut Nissa, ada beberapa kiat sukses untuk meraih beasiswa micro credential, di antaranya adalah pertama, calon peserta perlu memperhatikan dan mempersiapkan persyaratan serta kriteria yang diperlukan, seperti mempersiapkan kemampuan bahasa Inggris. Kedua, saat memilih program, disarankan untuk memahami informasi dasar atau pengetahuan awal mengenai bidang ilmu yang akan diambil. Ketiga, selama menjalani program, peserta harus menunjukkan komitmen untuk mengikuti program beasiswa hingga selesai.
Selain itu, Didin Nuruddin Hidayat, seorang Guru Besar Pendidikan Bahasa Inggris di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga menyampaikan pentingnya sertifikasi bahasa bagi guru dan tenaga kependidikan. Ia juga memberikan tips dan trik untuk mendapatkan sertifikasi bahasa tersebut, serta mengajak para guru dan tenaga kependidikan untuk mengikuti program tersebut.