Home / Artikel Pendidikan

Jumat, 21 Oktober 2022 - 20:32 WIB

Kesaksian Mereka Yang Selamat Dari Peristiwa Kanjuruhan

tragedi Kanjuruhan

tragedi Kanjuruhan

dikdasmen info – Halo teman-teman semua selamat datang kembali di website informasi pendidikan yang akan membahas Kesaksian Mereka Yang Selamat Dari Peristiwa Kanjuruhan di Kota Malang. Tentunya ini hanyalah sebagian kecil kesaksian. Ketika artikel ini dibuat investigasi masih terus dilakukan.

Berangkat dari kota Malang menggunakan sepeda motor, fahriyanto dan Dipo Maulana malam itu akan menonton pertandingan bola antara Arema FC dan Persebaya  FC di Stadion Kanjuruhan Malang. Berangkat pukul 4 sore, perjalanan yang harusnya 40 menit berubah menjadi 2 jam, karena rupanya jalanan sangat ramai. Para Aremania rupanya sangat antusias, berbondong-bondong mengarah ke arah Stadion, bahkan yang juga berasal dari luar daerah. Salah satunya adalah fikotul hima atau kerap dipanggil dengan nama Sofia. Ia pamit ke orang tuanya dari kediamannya di Jember demi menonton pertandingan Arema.

Kembali kepada fahriyanto dan Dipo, meski harus terkena macet namun mereka masih sangat menikmati perjalanan itu. Semua dilakukan untuk mendukung tim kesayangan mereka. Namun nantinya dalam stadion mereka akan terpisah, dimana Dipo akan duduk di kursi VIP sementara fahriyanto akan duduk diantara Tribun 7 dan 8. Posisi mereka saling berhadapan namun terpisah oleh lapangan.

Sedikit informasi pertandingan bola malam itu, pertandingan yang berlangsung adalah BRI Liga 1 tahun 2022, yang akan dimulai dari pekan 11 sampai 34 dan pertandingan malam itu baru masuk di Pekan 11. Arema dijadwalkan akan melawan Persebaya  FC pada hari Sabtu 1 Oktober 2022. Karena pertandingan diadakan di Malang tentunya antusiasmenya juga membludak apalagi suporter Persebaya  FC tak boleh datang dalam pertandingan. Nyaris atau Stadion hanya dikuasai oleh Aremania.

Sesuai dengan prediksi, setelah masuk ke Stadion maka situasi di banjiri dengan pendukung lautan biru, Warna kebanggaan pendukung Arema FC. Pertandingan pun dimulai tepat pukul 8 malam.

Malam itu pertandingan berlangsung sangat panas. Kedua tim saling menjebol gawang lawan hingga tercipta  skor 2 – 2. Meski demikian disaat itu situasi masih aman terkendali, hanya terdengar umpatan kasar dari mereka yang kecewa. suporter lain meneriakkan psywar ke arah pemain Persebaya  FC, itu pun hanya beberapa orang.

Baca juga  Jurusan Ilmu Komunikasi Dan Prospek Kerjanya

Pukul 20.45, peluit kembali ditiup menandakan mereka Masuk istirahat babak pertama. Entah apa yang terjadi pada saat istirahat itulah terjadi keributan di Tribun 13. Fahriyanto yang berada diantara Tribun tujuh dan delapan hanya bisa menyaksikan dari kejauhan, ada keributan di Tribun 13. Beberapa orang juga terlihat mengejar yang lain, namun dengan cepat aparat bisa meredam keributan itu.

Masuk di babak ke-2 pertandingan, kali ini situasi memang terasa lebih panas apalagi ketika di menit ke-51 Persebaya  FC kembali mencetak gol. Membuat Persebaya  FC unggul 3-2 atas Arema. Ucapan kasar menjadi lebih sering terdengar, baik kepada pemain Arema FC ataupun umpatan kepada Persebaya  FC. Yel-yel juga lebih sering bersahut-sahutan, tentunya para penonton berharap Arema bisa mencetak gol. Namun harapan tinggallah harapan, sampai 10 menit terakhir meski Arema melancarkan serangan bertubi-tubi namun tak ada gol yang bisa tercetak. Semakin gemaslah para suporter, mereka mulai melempar plastik berisi air ke lapangan. Alasannya pemain Persebaya  FC bermain seperti mengulur waktu. Fahriyanto juga mengatakan dari Tribun 7 Hingga Tribun 8 para penonton bahkan disaat itu mulai melemparkan nasi bungkus. Terlihat raut kecewa dari mereka apalagi ketika 7 menit waktu tambahan ternyata Arema tetap tak bisa mencetak gol. Pertandingan pun diakhiri dengan kemenangan Persebaya  FC unggul 3-2 atas Arema.

Polisi langsung mengawal pemain Persebaya  FC ke ruang ganti, sementara di saat itu pelatih Arema dan manajer ada yang mendatangi Tribun penonton sebelah timur. Dari gestur terlihat mereka meminta maaf namun kemudian di Tribun Selatan seorang penonton turun kelapangan. Ia mendatangi Sergio Silva dan Adilson Maringa. Entah apa yang disampaikan, nampak kemudian pemain memeluknya.

Turunnya satu orang tersebut memancing suporter lain untuk turun ke lapangan. Sementara di lapangan nampak polisi berusaha mengusir 3 suporter yang baru datang juga ikut diusir dengan kekerasan.

Melihat polisi yang mengusir dengan kekerasan nampaknya yang lain juga ikut terpancing. Puluhan orang mulai melompati pagar pembatas. Ratusan orang yang lain mengikuti dari belakang. Dipo di Tribun VIP melihat ratusan penonton di Tribun 7 sampai 8 mulai turun diikuti dengan Tribun 10 hingga Tribun 12. Nampak seorang suporter memberikan aba-aba untuk turun, hal itu disampaikan oleh penonton lain bernama Eko. Berbagai macam benda juga dilemparkan ke lapangan, ada yang mengatakan melihat batako, kayu, bambu dan bahkan besi ikut dilemparkan ke dalam lapangan. Entah dari mana mereka mendapatkan barang-barang itu. Sementara polisi pun tak kalah kasar.

Baca juga  Pengaruh Era Digital bagi Dunia Pendidikan di Indonesia

Dari banyak kesaksian, mereka menyayangkan polisi yang langsung main pukul menyebabkan lebih banyak orang terprovokasi. Puncaknya adalah ketika anjing polisi mulai diturunkan dan gas air mata mulai ditembakkan. 4 tembakan pertama memang diarahkan ke lapangan namun tembakan selanjutnya menyasar Tribun penonton. Tembakan ke arah Tribun 12 menciptakan lautan asap. Padahal di dalamnya bahkan ada ibu-ibu dan anak kecil. Tembakan juga diarahkan ke Tribun 11 dan 13 bahkan semakin meluas dari Tribun 10 sampai sepanjang Tribun 14. Tembakan yang menciptakan kepanikan massal. Banyak yang mengaku tak bisa melihat dan susah untuk bernapas. Kemana lagi mereka harus pergi, ketika turun lapangan tentunya mereka akan dihadang oleh polisi. Maka jalan yang dituju adalah pintu keluar.

Bukan lagi ratusan, kali ini ribuan orang berdesakan hingga saling terinjak-injak. Teriakan dan tangisan anak kecil, perempuan-perempuan histeris dan menjerit. Dalam kondisi seperti ini maka  pria pun tak berdaya.

Banyak kesaksian mereka tak bisa bernafas dan terinjak-injak. Mereka bahkan tak bisa membedakan apakah yang diinjak adalah orang atau lantai. Semuanya putih Karena gas air mata. Di sinilah korban mulai berjatuhan terlebih ketika turun ke pintu 13, pintu rupanya terkunci. Massa di dalam semakin tak karuan. Penonton dari luar mencoba terus mendesak yang mereka tahu itu adalah jalan keluar. Pintu yang terbuka kemudian adalah pintu 14 namun hanya satu pintu. Sementara di Tribun lain seperti Tribun 7 dan 8 meski tak ditembak gas air mata namun mereka ikut merasakan efeknya. Banyak orang yang juga ikut panik.

Baca juga  Cara Belajar Efektif Bahasa Inggris Untuk Pemula
Kesaksian Mereka Yang Selamat Dari Peristiwa Kanjuruhan
tragedi kanjuruhan

Fahriyanto mengatakan melihat seorang ibu sudah tak sadarkan diri memeluk anaknya. Terlihat pula anak laki-laki lain yang sudah pingsan di sebelahnya. Penonton lain kemudian menyelamatkannya. 30 menit berdesakan, Fahriyanto bisa keluar melalui pintu 5. Tak bisa dibayangkan Bagaimana kondisi di pintu 12, 13 ataupun 14. Di mana di sanalah kondisi asapnya paling pekat dan seperti yang sudah dijelaskan sebagian pintu juga terkunci. Sekeluarnya Fahriyanto dari stadion rupanya kondisi di luar tak kalah mencekam. Polisi masih menembakkan gas air mata. Sementara masa melempari polisi dengan batu. Terlihat mobil yang juga hancur. Tentunya banyak pula korban di luar yang berjatuhan. Tak bisa dibedakan mana yang pingsan, sekarat ataupun sudah meninggal dunia. Korban yang mencapai ratusan jelas tak bisa ditampung dalam satu rumah sakit. Malam itu 8 Rumah Sakit kebanjiran pasien.

Beberapa video yang beredar menunjukkan pemandangan yang sangat mengerikan. Di mana begitu banyak korban meninggal hingga mereka hanya diletakkan begitu saja di lantai. Jumlah korban Dari peristiwa ini berbeda-beda, di tanggal 6 Oktober 2022, data Dinas Kesehatan Kota Malang FC menyatakan korbannya 131 orang. Namun data dari BPBD Provinsi Jawa Timur menyebutkan angka 174 orang. Yang manapun itu, yang pasti jumlah tersebut sangatlah besar. Menempatkan peristiwa ini menjadi salah satu tragedi paling mematikan di dunia dalam ajang sepak bola. Mata dunia tertuju kepada Indonesia, ironisnya bukan karena prestasi namun karena sebuah tragedi.

Admin tidak akan membahas Siapa yang bersalah dalam insiden ini. Bagaimanapun ini hanyalah sebagian kesaksian dari mereka yang selamat. Ketika artikel ini ditulis, Pemerintah masih terus melakukan investigasi dan di tanggal 6 Oktober 2022, KAPOLRI menetapkan 6 orang sebagai tersangkanya.

jika ada kesalahan dalam artikel ini, informasi yang kurang atau pendapat yang berbeda. Silahkan tuliskan di kolom komentar di bawah. Sampai di sini kisah dari admin, Sampai jumpa kembali di artikel selanjutnya. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Share :

Baca Juga

PENERAPAN PANCASILA DALAM KONTEKS BERBANGSA

Artikel Pendidikan

Penerapan Pancasila Dalam Konteks Berbangsa
Prinsip-prinsip proyek penguatan profil pelajar Pancasila

Artikel Pendidikan

Prinsip-prinsip proyek penguatan profil pelajar Pancasila
Cara Belajar Efektif Bahasa Inggris Untuk Pemula

Artikel Pendidikan

Cara Belajar Efektif Bahasa Inggris Untuk Pemula
kesehatan mental

Artikel Pendidikan

Peran Penting Dukungan Sosial dalam Kesehatan Mental
Peluang Dan Tantangan Penerapan Pancasila

Artikel Pendidikan

Peluang dan Tantangan Penerapan Pancasila
Jurusan Sosiologi Dan Prospek Kerjanya

Artikel Pendidikan

Jurusan Sosiologi Dan Prospek Kerjanya
Karier Bagi Sarjana Psikologi?

Artikel Pendidikan

Karier Bagi Sarjana Psikologi?
Diamnya Negara Muslim atas Pelanggaran HAM Masyarakat Uyghur

Artikel Pendidikan

Diamnya Negara Muslim atas Pelanggaran HAM Masyarakat Uyghur