dikdasmen.web.id– Ketika telur ayam yang menetas, maka seekor anak ayam muncul. Masih terlihat lemah. Tentu saja matanya hanya terbuka untuk melihat dunia. Lihat, segera dia akan bereaksi dan bersembunyi di bawah tubuh ibunya. Hebatnya, dia juga bisa berjalan. Namun sungguh ajaibnya lagi meskipun di bawah asuhan ibunya, tetapi anak ayam tersebut bisa makan sendiri. Anak ayam yang sangat mandiri.
itu hanya anak ayam. Tentu saja, mereka sangat berbeda dengan anak manusia. Bayi manusia lahir dengan fisik dan mental yang lemah. Dia tetap tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya menangis dan mendapat isyarat dari Tuhan untuk menemukan jawaban yang dia butuhkan. Artinya, bayi masih sangat bergantung pada ibunya. Dia tidak bisa mengandalkan kemampuannya. Dia masih membutuhkan seseorang untuk menjaganya. Orang tua berkewajiban untuk melindungi dan membimbingnya.
Untuk menggunakan analogi kertas, bayi adalah kertas putih biasa. Di tangan orang tualah anak itu dibentuk dan bagaimana jadinya di masa depan. Orang tua dapat membentuk mereka, membimbing mereka, dan mendidik mereka.
Banyak orang beranggapan bahwa peran orang tua hanya untuk melindungi tubuh. Kenyataannya tidak, dan bimbingan spiritual juga diperlukan. Untuk itu, orang tua membutuhkan cara untuk mencintai dan merawat bayinya. Ini dapat dilakukan dengan memegang dengan penuh kasih. Menggendong bayi memang tidak mudah. Pelukan atau dekapan akan sangat mempengaruhi sikapnya dikemudian hari. Pola perilaku anak mencerminkan sikap orang tua terhadap anaknya. bagaimana orang tua memperlakukan anak-anak mereka dengan kasih sayang. Perlakukan anak dengan tepat karena sikap ini dihayati oleh mereka dan tercermin dalam perilaku mereka selanjutnya. Orang tua perlu memahami bahwa setiap anak unik dan tidak ada yang sama. Mereka memiliki potensi, kekuatan, bakat, dan minat yang berbeda. Ada anak yang suka matematika, ada yang jago menggambar, ada juga yang jago olahraga.
Jangan memarahi anak yang tidak pandai matematika. Karena setiap anak memiliki kecerdasannya masing-masing. mungkin dia benar-benar tidak mengerti
Matematika, tapi hei, bukankah dia pandai bermain bola? Orang tua harus pandai mengenali bakat dan potensi anak mereka.
Dr Howard Gardner, pendiri teori kecerdasan ganda, merumuskan bahwa anak-anak memiliki 7 jenis kecerdasan selain kecerdasan yang kita kenal sampai sekarang.
Kecerdasan yang dimaksud di atas yakni :
- Kecerdasan fisik. Misalnya saya jago olahraga, membuat patung, dance, dll.
- Kecerdasan interpersonal (emosional).
- Kecerdasan verbal. Misalnya, berbicara dengan baik, membuat cerita, berpidato.
- Kecerdasan sosial. Misalnya, mudah bergaul, mudah diterima orang, mudah berteman.
- Kecerdasan musik. Misalnya, seorang musisi bernyanyi dengan baik dan memainkan piano dengan baik.
- kecerdasan spiritual. Misalnya, bijaksana dalam kehidupannya, memiliki nilai yang baik, dan peka terhadap fenomena spiritual.
- Kecerdasan logis atau matematis atau struktural.
Anak-anak biasanya memiliki kecerdasan yang luar biasa, dan banyak lagi. Namun, anak-anak jarang memiliki ketujuh kecerdasan tersebut lakukan semuanya sekaligus.
![Sekapur sirih tentang Hakikat Anak Sekapur sirih tentang Hakikat Anak](https://dikdasmen.web.id/wp-content/uploads/2022/08/kids-1093758_640-300x200.jpg)
Sains mengklasifikasikan potensi menjadi hingga 128 macam ragamnya. Tetapi tidak semua kemungkinan diciptakan, tetapi hanya beberapa. Pola asuh orang tua sangat berpengaruh pada anak. Sungguh mengkhawatirkan bahwa begitu banyak orang tua sekarang membesarkan anak-anak mereka dengan cara mereka sendiri.
Kebanyakan dari mereka mengklaim bahwa mereka memberi anak-anak mereka cinta yang cukup. Ternyata cinta saja tidak cukup. Potensi terpendam anak itu seperti mutiara yang benar-benar terkubur di lumpur. Hal ini disebabkan ketidaktahuan orang tua dalam mendidik anak. Dalam prosesnya dibutuhkan kesabaran sebagai orang tua. Mereka juga harus serius dalam memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya.
Psikolog Amerika Dr. Fitzberg Dodson mengatakan bahwa membesarkan anak berarti menggunakan pengetahuan ilmiah tentang psikologi anak untuk membentuk mereka menjadi orang yang cerdas dan bahagia. Konon, menjadi orang tua harus penuh dengan persiapan diri. Karena di masa depan Anda harus menjadi pendidik yang andal bagi anak-anak. Faktanya, mengasuh anak adalah pekerjaan terberat yang bisa dilakukan oleh orang tua, sehingga harus ditanggapi dengan serius.