Home / News

Minggu, 14 April 2024 - 13:30 WIB

Fakultas Teknik QUT dan Teknologi Industri Pertanian IPB Siap Kembangkan Program Master Bersama

Informasi pendidikan – Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIN) dari Institut Pertanian Bogor (IPB) telah memulai penjajakan kerja sama untuk mengembangkan program magister bersama (joint degree dan double degree) dengan Fakultas Teknik Queensland University of Technology (FT-QUT). Pertemuan ini diadakan dengan dukungan dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, di mana TIN-IPB diwakili oleh Professor Farah Fahma dan FT QUT diwakili oleh Dekan Professor Ana Deletic dan tim di kampus QUT pada Jumat (5/4).

Menurut Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib, kedua institusi membahas peluang kerja sama dalam meningkatkan pendidikan dan penelitian di bidang yang memiliki kesamaan, seperti bioprocess engineering dan manajemen teknologi. Najib menganggap bahwa kerja sama antara TIN IPB dan FT QUT memiliki potensi besar, dan kantor Atdikbud berupaya untuk mendukung agar kerja sama tersebut dapat terwujud.

Najib menekankan bahwa QUT memiliki reputasi global yang kuat di bidang teknik, sementara IPB dikenal secara global dalam bidang pertanian. Oleh karena itu, kemitraan antara kedua institusi tersebut diharapkan akan memperkuat pengembangan program Teknik Industri Pertanian. “Kemitraan antara TIN IPB dan FT QUT dapat memberikan dampak positif bagi ilmu pengetahuan di bidang teknik industri pertanian kedua negara. Keduanya memiliki reputasi global di bidang masing-masing yang dapat saling melengkapi,” jelas Najib.

Baca juga  Beasiswa Nongelar Micro Credential Dorong Transformasi Pendidikan dengan Peningkatan Kompetensi Guru

Dalam pertemuan tersebut, Dekan FT QUT, Professor Ana Deletic, menyatakan bahwa QUT sangat tertarik untuk bekerja sama dengan TIN IPB. Dia bahkan mengingat kunjungannya ke IPB sekitar 10 tahun lalu untuk kolaborasi riset di bidang manajemen air dan yakin bahwa IPB dapat menjadi mitra strategis yang berkualitas bagi QUT. Ana juga menjelaskan bahwa selain program magister, FT QUT saat ini memiliki program fast track di mana para sarjana dapat mengejar gelar magister dalam waktu lima tahun.

Baca juga  Buku “Rihlah di Bumi Pasundan”, Jejak Inspiratif Pengalaman Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka

Fakultas Teknik QUT dan Teknologi Industri Pertanian IPB Siap Kembangkan Program Master Bersama

“Kami memiliki beberapa program master seperti master of renewable energy, master of project management, master of engineering technology, dan master of advanced manufacturing yang sepertinya relevan dengan TIN IPB. Kami dapat segera memetakan kurikulum sehingga dapat menentukan model double degree master yang akan dikembangkan bersama. Selain itu, peluang untuk kerja sama pada tingkat sarjana juga sangat memungkinkan,” ungkap Ana.

Sementara itu, Professor Farah Fahma menjelaskan bahwa TIN IPB telah memiliki program double degree master dengan salah satu universitas di Australia di bidang manajemen inovasi. Program double degree ini juga telah dimasukkan ke dalam daftar beasiswa LPDP. Menurut Farah, TIN IPB berkeinginan untuk mengembangkan program serupa dengan FT QUT untuk bidang kekhususan lain yang relevan, sehingga mahasiswa memiliki lebih banyak pilihan dalam bidang spesialisasi atau konsentrasi.

Baca juga  Kemendikbudristek Gelar Uji Publik RPP Wujudkan Tata Kelola Perguruan Tinggi yang Terpadu

Selain itu, Farah juga melihat bahwa QUT adalah mitra yang cocok untuk membantu mahasiswa TIN IPB dalam menjalani program mobilitas internasional atau menyelesaikan tugas akhir. “Mahasiswa sarjana di IPB memiliki beberapa alternatif dalam menyelesaikan tugas akhir, salah satunya dengan menjadi visiting research student di universitas mitra seperti QUT. Untuk kelas internasional, mahasiswa juga dapat mengambil kredit di QUT jika kerja sama dapat disepakati. QUT juga memiliki Capstone project seperti TIN IPB, sehingga sangat mungkin kedua program tersebut dapat bekerja sama,” jelas Farah.

FT QUT dan TIN IPB sepakat untuk melanjutkan pembicaraan khusus mengenai pemetaan kurikulum, pengakuan kredit, dan alternatif pembiayaan program bersama. Keduanya menyadari bahwa biaya pendidikan di Australia sangat tinggi sehingga sumber pembiayaan lainnya perlu dipertimbangkan jika mahasiswa merasa kesulitan membiayai pendidikan sendiri.

Share :

Baca Juga

Kemendikbudristek Gelar Uji Publik RPP Wujudkan Tata Kelola Perguruan Tinggi yang Terpadu

News

Kemendikbudristek Gelar Uji Publik RPP Wujudkan Tata Kelola Perguruan Tinggi yang Terpadu
Kolaborasi dan Sinergi Indonesia-Tiongkok Ciptakan Lulusan Pendidikan Vokasi Berkelanjutan

News

Kolaborasi dan Sinergi Indonesia-Tiongkok Ciptakan Lulusan Pendidikan Vokasi Berkelanjutan
Leiden University dan IISMA Melangkah Lebih Jauh dalam Kolaborasi Pendidikan

News

Leiden University dan IISMA Melangkah Lebih Jauh dalam Kolaborasi Pendidikan
Implementasi Penganggaran Dana BOS dan Praktik Baik Penanganan PPKSP di Satuan Pendidikan

News

Implementasi Penganggaran Dana BOS dan Praktik Baik Penanganan PPKSP di Satuan Pendidikan
TIN IPB Kirim Mahasiswa Capstone Project ke Universitas Queensland Australia

News

TIN IPB Kirim Mahasiswa Capstone Project ke Universitas Queensland Australia
Beasiswa Nongelar Micro Credential Dorong Transformasi Pendidikan dengan Peningkatan Kompetensi Guru

News

Beasiswa Nongelar Micro Credential Dorong Transformasi Pendidikan dengan Peningkatan Kompetensi Guru
Tinjau Isu Pendidikan Terkini, Kemendikbudristek Bahas Ferienjob, Pramuka, dan Seleksi Guru ASN PPPK

News

Tinjau Isu Pendidikan Terkini, Kemendikbudristek Bahas Ferienjob, Pramuka, dan Seleksi Guru ASN PPPK
Buku “Rihlah di Bumi Pasundan”, Jejak Inspiratif Pengalaman Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka

News

Buku “Rihlah di Bumi Pasundan”, Jejak Inspiratif Pengalaman Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka